Apa yang terlintas di benakmu saat mendengar kata "sosial media" Indahnya foto liburan Keseruan video lucu Ataukah... tempat di mana orang-orang frustasi dengan hidupnya menyalurkan dendam pribadi
Sosial media—tempat di mana senyum palsu dan kebencian sejati bertemu dalam harmoni yang ironis. Di sini, orang-orang merasa bebas untuk menumpahkan segala kekesalan dan ketidakpuasan yang mereka simpan dalam hati. Tak ada tempat yang lebih sempurna untuk menunjukkan betapa hampa dan kecewanya seseorang dengan hidupnya.
Sepertinya, setiap klik dan like adalah mata air bagi lava emosi yang mengalir deras. Dari mulai rant tentang kehidupan asmara yang hancur, hingga troll yang tak kenal lelah menghujat orang lain, semuanya ada di sini. Sosial media, tempat di mana keyboard warrior berjuang tanpa peduli akan konsekuensinya.
Setiap komentar pahit dan share curhatan panjang lebar menjadi bukti nyata betapa tokoh di belakang layar ini penuh dengan amarah dan kekecewaan. Mereka menyerukan keadilan dengan kata-kata tajam dan sinis, seolah dunia harus tunduk pada kemarahan mereka.
Mungkin, timeline yang penuh dengan kemarahan dan kebencian adalah cerminan dari kehidupan yang sebenarnya. Sebuah panggung di mana setiap orang berlomba-lomba untuk menjadi pahlawan atau penghuni neraka dalam dunia maya yang tanpa batas.
Sebagai penonton yang terjebak dalam drama kehidupan virtual ini, terkadang kita tak bisa lari dari godaan untuk ikut serta dalam perang kata-kata yang tak kunjung usai. Mungkin, saatnya kita bertanya pada diri sendiri, apakah benar sosial media adalah tempat yang tepat untuk menyalurkan dendam pribadi