Bisakah Anda bayangkan betapa menyenangkannya hidup di pedalaman kampung yang terpencil, namun tetap terhubung dengan dunia luar melalui jaringan WiFi yang tersedia di RTRW NET Suatu keajaiban modern telah menjangkau hingga ke pelosok desa, memudahkan akses informasi bagi warga yang sebelumnya terputus dari arus perkembangan teknologi.
Namun, sayangnya, keberadaan RTRW NET yang awalnya disambut hangat oleh masyarakat setempat tidak berlangsung lama. Seiring dengan popularitasnya yang kian meroket, raksasa perusahaan telekomunikasi pun tak bisa menahan diri untuk mengintervensi. Dan, tentu saja, hal ini berujung pada akuisisi penuh terhadap RTRW NET, mengubah nasib jaringan WiFi lokal menjadi milik sang provider besar.
Miris, bukan Bayangkan bagaimana warga desa yang telah merasakan manisnya terhubung dengan dunia luar melalui layanan WiFi yang dulu mereka banggakan, kini harus menyerah pada dominasi perusahaan besar yang hanya melihat mereka sebagai angka di laporan keuangan.
Semua usaha dan harapan yang dibangun bersama RTRW NET sirna begitu saja, seakan-akan mereka hanya menjadi pion dalam permainan besar korporasi yang tak perduli dengan kebutuhan dan keinginan individu.
Namun, meskipun kekecewaan melanda, semangat untuk terus berjuang dan menemukan solusi bagi tantangan teknologi yang dihadapi tidak boleh padam. Masyarakat lokal perlu bersatu, membangun jaringan solid yang tak hanya bergantung pada kehadiran perusahaan besar yang siap menjegal kemandirian mereka.
Kepedulian terhadap kemandirian teknologi di tingkat lokal harus terus diupayakan, agar tidak ada lagi cerita sedih di mana inovasi lokal yang mulai bersemi harus pupus di tengah jalan karena serbuan kapitalisme yang tidak mengenal belas kasihan.