Selamat datang di dunia ISP lokal, di mana kata "stabil" cuma ada di brosur, bukan di jaringan.
Sudah jadi rahasia umum: ketika internet sering putus-nyambung, lelet tanpa alasan, atau tiba-tiba mati total pas jam sibuk, pelanggan nggak cuma komplain—mereka langsung cabut. Dan anehnya, si pemilik ISP masih sok bingung: "Lho kok sepi ya "
Ya iyalah, bro. Lo jualan koneksi, bukan jualan PHP. Sekali dua kali down mungkin masih bisa dimaklumi, tapi kalau tiap minggu ada “pemeliharaan dadakan”, ya siap-siap aja pelanggan pindah ke yang lebih waras.
Pelanggan frustasi, mereka kirim WA, telepon, email, bahkan mention di medsos. Tapi dibalasnya “Dicek dulu ya kak.”
Word of mouth negatif menyebar cepat: “Jangan pakai ISP itu deh, nggak niat dagang.”
Bisnis pelanggan terganggu, tapi yang disalahin malah "cuaca" atau "server pusat".
Teknisi datang lama, kadang datang cuma bawa obeng dan senyum, padahal masalahnya routing rusak total.
Pelanggan lama cabut diam-diam, pelanggan baru cuma numpang coba sebulan, lalu pergi.
Dan yang paling lucu: ISP-nya malah sibuk promosi diskon paket baru, padahal pelanggan lama belum kelar ngamuk.
Kalau kamu nggak bisa jaga stabilitas jaringan, jangan heran kalau kamu cuma jadi penjual sementara, bukan penyedia layanan jangka panjang.
Pelanggan bukan objek uji coba. Mereka bayar untuk layanan yang layak. Kalau kamu nggak bisa kasih itu, mereka akan pergi. Dan percaya, mereka nggak akan balik.
Mau jadi ISP yang dipercaya Jangan cuma modal mikrotik dan plang depan rumah. Modal utama itu: jaringan yang stabil, support yang cepat, dan komitmen real.