Hari gini banyak yang jualan VPS (Virtual Private Server). Iklannya keren:
"VPS murah, performa tinggi, full root access!"
Tapi begitu pelanggan komplain, jawabannya:
"Maaf, itu self-managed ya kak 😊"
Lah Lo jualan VPS atau jualan alasan
Buka jasa VPS itu gampang. Sewa server di luar, bikin panel WHM, tempel logo, kasih harga 30 ribuan, jadi deh “provider”. Tapi giliran pelanggan tanya kenapa CPU usage 100%, kenapa nggak bisa SSH, kenapa IP ke-blacklist...
Jawabannya standar:
“Itu bukan tanggung jawab kami, silakan manage sendiri ya kak 🙏”
Kalau begitu, ngapain lo pasang embel-embel “support 24 jam” di web lo
Yes, pelanggan memang pegang kendali penuh. Tapi kalau lo gak kasih dokumentasi yang jelas, gak kasih template dasar, gak ada monitoring, bahkan gak bisa bantu reset firewall, itu bukan self-managed—itu lempar tanggung jawab.
Kalau cuma bisa jual VPS, semua orang juga bisa.
Tapi kasih pengalaman pelanggan yang layak, itu baru provider beneran.
Pelanggan: “Kok gak bisa install panel ya min ”
Provider: “Silakan install sendiri, kami gak support panel kak.”
Pelanggan: “Oke, saya mau refund aja.”
Provider: “Maaf, tidak ada refund untuk layanan digital.”
Hebat! Jualan gak mau tanggung jawab, tapi duitnya gak mau balikin.
Model bisnis macam apa ini
Kalau lo buka jasa VPS, minimal:
Sediakan dokumentasi dasar.
Sediakan minimal 1 template yang bisa jalan.
Kasih info jelas: apa yang bisa dibantu, apa yang nggak.
Jangan cuma lempar file .iso
, kasih root password, terus kabur.
Kalau lo buka usaha VPS cuma karena “modal kecil untung gede”, lalu semua komplain lo tampar pakai kata self-managed, maka:
Lo bukan provider.
Lo reseller yang malas.
Dan percaya, pelanggan sekarang makin pinter. Sekali lo PHP-in, mereka akan cerita ke dunia. Bisnis lo bisa tamat bukan karena gak laku—tapi karena lo gak tanggung jawab.